Senin, 25 September 2017

SINDIKAT PENGURAS ATM NTERNASIONAL BERAKSI DI INDONESIA

Penguras ATM kelas Internasional beraksi di Indonesia
(Sumber : www.sarana99.com) SINDIKAT PENGURAS ATM NTERNASIONAL BERAKSI DI INDONESIA
Sudah sebulan lamanya sejak peristiwa penangkapan Ion Iabanji dan Iurie Vrabie di Surabaya terkait kasus skimming atau Penggandaan data ATM dengan menggunakan mesin kecil bernama skimmer. Polisi kembali membekuk lima tersangka lain yang juga melakukan kejahatan finansial siber spesialisasi penguras ATM. Penangkapan dilakukan di Buleleng, Bali, dan Gili Trawangan, Nusa Tenggara Barat, pada 16 September 2017.

Penangkapan bermula dari surat kaleng yang di tujukan ke KaPolri Jenderal Tito Karnavian. isi dari surat kaleng tersebut menginformasikan bahwa ada kelompok jaringan kejahatan finansial siber asal Bulgaria sedang beroperasi di Bali. Berbekal hasil pelacakan nomor telepon di surat kaleng itu, penyidik menemukan jejak para pelaku, yang tak sadar ponsel mereka sudah disadap.

DETIK-DETIK PENGANGKAPAN SINDIKAT PENGURAS ATM INTERNATIONAL 

Polisi menguntit kawanan itu yang akan beraksi Kamis tengah malam, 3 Agustus 2017. Kali itu, lokasinya bukan di Bali, tapi di Surabaya. Ion Iabanji dan Iurie Vrabie tak sadar, gerak-gerik mereka terus dikeker petugas. Kombes Irwan bersama tim buru sergapnya, termasuk Ipda Bambang, sudah bersiaga. Dengan tenang, dan menangkap tangan pelaku penguras ATM sewaktu menjalankan aksinya.

Dari tangan tersangka di temukan bukti alat skimmer yang di ganakan untuk menggandakan data kartu ATM. Dari hasil pemeriksaan di ketahui bahwa hanya dalam tempo 2 hari pelaku dapat menguras uang nasabah hingga 425 juta rupiah. Menurut pengakuan dari pelaku ciri mesin ATM yang akan di jarah adalah yang keamanan nya yang paling sedikit dan banyak di gunakan oleh orang kaya atau tempat wisata.

Kejahatan finansial siber  belakangan ini terus meningkat tercatat paling banyak terjadi dari tahun 2011 sampai 2017 adalah Skimming. Tren ini didorong oleh tengah menggeliatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ryan Kiryanto, Corporate Secretary Bank BNI, berpendapat banyak yang mengincar Indonesia lantaran melihat pertumbuhan ekonomi yang sedang tinggi.

Menurut data dari Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polripada sepanjang tahun 2015 ada terjadi kasus skimming sebanyak 1.549 kasus, dan angka tersebut adalah sepertiga dari total angka yang ada di dunia dengan kasus yang sama. Belum ada data yang jelas, berapa total nilai kerugian yang telah digondol para skimmer ini. Tapi silakan dicatat, bahwa satu kelompok pelaku bisa menggondol duit nasabah hingga Rp 100 juta per hari, dengan gampang


0 komentar:

Posting Komentar